Rabu, 16 Maret 2011

Kesulitan Belajar

TUGAS MATA KULIAH
EVALUASI DAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
FAKTOR EKTERNAL DAN INTERNAL PENYEBAB KESULITAN BELAJAR DAN KESULITAN BELAJAR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN DAN KESULITAN BELAJAR YANG BERHUBUNGAN DENGAN AKADEMIK
SERTA PENGERTIAN KESULITAN BELAJAR MENURUT GURU KELAS I – VI SEKOLAH YANG DIKUNJUNGI






OLEH :
ASRIANTO SAPUTRA
NIM : ERA1D009009

DOSEN PENGAMPU :
Drs. TUMEWA PANGARIBUAN, M.Pd

BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN IMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2010


A. Faktor Internal Yang Memepengaruhi Kesulitan Belajar
1. Faktor Genetik
Hallgren melakukan penelitian di Swedia dan menemukan bahwa, yang faktor herediter menentukan ketidakmampuan dalam membaca, menulis dan mengeja diantara orang-orang yang didiagnosa disleksia dan kesulitan belajar. Penelitian lain dilakukan oleh Hermann (dalam Kirk & Ghallager, 1986) yang meneliti disleksia pada kembar identik dan kembar tidak identik yang menemukan bahwa frekwensi disleksia pada kembar identik lebih banyak daripada kembar tidak identik sehingga ia menyimpulkan bahwa kesulitan belajar dan ketidakmampuan membaca, mengeja dan menulis adalah sesuatu yang diturunkan.

2. Faktor disfungsi otak
Penelitian mengenai disfungsi otak dimulai oleh Alfred Strauss di Amerika Serikat pada akhir tahun 1930-an, yang menjelaskan hubungan kerusakan otak dengan bahasa, hiperaktivitas dan kerusakan perceptual. Penelitian berlanjut ke area neuropsychology yang menekankan adanya perbedaan pada hemisfer otak. Menurut Wittrock dan Gordon, hemisfer kiri otak berhubungan dengan kemampuan sequential linguistic atau kemampuan verbal; hemisfer kanan otak berhubungan dengan tugas-tugas yang berhubungan dengan auditori termasuk melodi, suara yang tidak berarti, tugas visual-spasial dan aktivitas non verbal. Temuan Harness, Epstein, dan Gordon mendukung penemuan sebelumnya bahwa anak-anak dengan kesulitan belajar (learning difficulty) menampilkan kinerja yang lebih baik daripada kelompoknya ketika kegiatan yang mereka lakukan berhubungan dengan otak kanan, dan buruk ketika melakukan kegiatan yang berhubungan dengan otak kiri. Gaddes mengatakan bahwa 15% dari anak yang termasuk underachiever, memiliki disfungsi system syaraf pusat (dalam Kirk & Ghallager, 1986).

3. Faktor Lingkungan
Kurangnya stimulasi dari lingkungan dan malnutrisi yang terjadi di usia awal kehidupan merupakan dua hal yang saling berkaitan yang dapat menyebabkan munculnya kesulitan belajar pada anak. Cruickshank dan Hallahan (dalam Kirk & Ghallager, 1986) menemukan bahwa meskipun tidak ada hubungan yang jelas antara malnutrisi dan kesulitan belajar, malnutrisi berat pada usia awal akan mempengaruhi sistem syaraf pusat dan kemampuan belajar serta berkembang anak.


4. Faktor Biokimia
Pengaruh penggunaan obat atau bahan kimia lain terhadap kesulitan belajar masih menjadi kontroversi. Penelitian yang dilakukan oleh Adelman dan Comfers (dalam Kirk & Ghallager, 1986) menemukan bahwa obat stimulan dalam jangka pendek dapat mengurangi hiperaktivitas. Namun beberapa tahun kemudian penelitian Levy (dalam Kirk & Ghallager, 1986) membuktikan hal yang sebaliknya. Penemuan kontroversial oleh Feingold menyebutkan bahwa alergi, perasa dan pewarna buatan hiperkinesis pada anak yang kemudian akan menyebabkan kesulitan belajar. Ia lalu merekomendasikan diet salisilat dan bahan makanan buatan kepada anak-anak yang mengalami kesulitan belajar. Pada sebagian anak, diet ini berhasil namun ada juga yang tidak cukup berhasil. Beberapa ahli kemudian menyebutkan bahwa memang ada beberapa anak yang tidak cocok dengan bahan makanan.


B. Faktor Ekternal Yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar
a. Strategi pembelajaran yang keliru
Strategi pembelajaran yang keliru dapat menyebabkan kesulitan belajar bagi siswa, jika strategi pembelajaran dilaksanakan dengan baik dan terarah tentu hal ini akan lebih menghasilkan pembelajaran yang baik bagi siswa, karena strategi pembelajaran merupakan hal yang sangat penting sekali dalam proses belajar mengajar disekolah.

b. Pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak.
Pengelolaan kegiatan yang kurang baik juga mempengaruhi kesulitan belajar bagi siswa, apabila guru dalam proses pembelajaran bisa membangkitkan motivasi belajar siswa tentu hal ini akan sangat berpengaruh sekali dengan hasil belajar yang akan didapatkan oleh siswa, dan siswa pun dalam menerima materi pelajaran dari guru tidak akan jenuh dengan suasana yang membosankan.

c. Pemberian ulangan penguatan yang tidak tepat
Pemberian ulangan penguatan yang tidak tepat juga sangat berpengaruh dalam kesulitan belajar siswa, karena apabila guru dalam memberikan ulangan penguatan yang tidak tepat maka siswa juga akan kesulitan dalam melaksanakan ulangan penguatan tersebut, jika siswa sudah sulit dalam melaksanakan ulangan penguatan yang diberikan oleh guru tentu hal ini akan menghasilkan yang kurang baik pula dan sangat berpengaruh sekali dalam proses belajar siswa.


C. Kesulitan Belajar Yang Berhubungan Dengan Perkembangan
1. Gangguan Perkembangan Motorik (Gerak)
Gangguan pada kemampuan melakukan gerak dan koordinasi alat gerak. Bentuk-bentuk gangguan perkembangan motorik meliputi; motorik kasar (gerakan melimpah, gerakan canggung), motorik halus (gerakan jari jemari), penghayatan tubuh, pemahaman keruangan dan lateralisasi (arah).

2. Gangguan Perkembangan Sensorik (Penginderaan)
Gangguan pada kemampuan menangkap rangsang dari luar melalui alat-alat indera. Gangguan tersebut mencakup pada proses:
- Penglihatan
- Pendengaran
- Perabaan,
- Penciuman, dan
- Pengecap
-
3. Gangguan Perkembangan Perseptual (Pemahaman atau apa yang diinderai)
Gangguan pada kemampuan mengolah dan memahami rangsang dari proses penginderaan sehingga menjadi informasi yang bermakna. Bentuk-bentuk gangguan tersebut meliputi:
- Gangguan dalam Persepsi Auditoris, berupa kesulitan memahami objek yang didengarkan.
- Gangguan dalam Persepsi Visual, berupa kesulitan memahami objek yang dilihat.
- Gangguan dalam Persepsi Visual Motorik, berupa kesulitan memahami objek yang bergerak atau digerakkan.
- Gangguan Memori, berupa ingatan jangka panjang dan pendek.
- Gangguan dalam Pemahaman Konsep.
- Gangguan Spasial, berupa pemahaman konsep ruang.


4. Gangguan Perkembangan Perilaku
Gangguan pada kemampuan menata dan mengendalikan diri yang bersifat internal dari dalam diri anak. Gangguan tersebut meliputi:
- ADD (Attention Deficit Disorder) atau gangguan perhatian
- ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau gangguan perhatian yang disertai hiperaktivitas.

D. Kesulitan Belajar Yang Berhubungan Dengan Akademik
Ada tiga jenis gangguan akademik :
a. Ganggguan Membaca
Membaca merupakan dasar utama untuk memperoleh kemampuan belajar di bidang lainnya. Proses membaca ini merupakan suatu proses yang kompleks yang melibatkan ke dua belahan otak. Persentasi dari Gangguan Membaca ini dikatakan sebesar 2- 8 % dari anak usia sekolah.
Anak yang mengalami gangguan membaca menunjukkan adanya :
1. Inakurasi dalam membaca, seperti :
• Membaca lambat, kata demi kata jika dibandingkan dengan anak seusianya, intonasi suara turun naik tidak teratur
• Sering terbalik dalam mengenali huruf dan kata, misalnya antara kuda dengan daku, palu dengan lupa, huruf b dengan d, p dengan q, dll
• Kacau terhadap kata yang hanya sedikit perbedaannya, misalnya bau dengan buah, batu dengan buta, rusa dengan lusa, dll
• Sering mengulangi dan menebak kata-kata atau frasa
• Pemahaman yang buruk dalam membaca, dalam arti anak tidak mengerti isi cerita/teks yang dibacanya.


b. Gangguan Menulis Ekpresif
Kondis ini ditandai oleh ketidak mampuan anak untuk membuat suatu komposisi tulisan dalam bentuk teks, dan keadaan ini tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak seusianya. Gejala utamanya ialah adanya kesalahan dalam mengeja kata-kata, kesalahan tata bahasa, kesalahan tanda baca, paragraph dan tulisan tangan yang sangat buruk. Selain itu, mereka juga mengalami kemiskinan tema dalam karangannya.

c. Gangguan Berhitung
Gangguan Berhitung merupakan suatu gangguan perkembangan kemampuan aritmetika atau keterampilan matematika yang jelas mempengaruhi pencapaian prestasi akademikanya atau mempengaruhi kehidupan sehari-hari anak. Gejala yang ditampilkan di antaranya ialah;
1. Kesulitan dalam mempelajari nama-nama angka
2. Kesulitan dalam mengikuti alur suatu hitungan
3. Kesulitan dengan pengertian konsep kombinasi dan separasi
4. Inakurasi dalam komputasi
5. Selalu membuat kesalahan hitungan yang sama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar