Rabu, 28 Desember 2011

APLIKASI INSTRUMENTASI BK

APLIKASI INSTRUMENTASI

A. DESKRIPSI UMUM
Dalam setiap sesuatu yang penuh arti ada arti dari dalam yang perlu diketahui sebagaimana adanya apabila seseorang hendak memberikan arti dari luar secara tepat, arti dari luar itu berupa pemahaman, penyingkapan dan perlakuan, kondisi yang diharapkan adalah kesesuaian yang setinggi-tingginya antara arti dari dalam dan arti dari luar, kemanfaatan suatu pemahaman, penyingkapan dan perlakuan sangat tergantung pada kesesuaian atau tepatan arti dari luar dan arti dari dalam, upaya pengungkapan melalui pengukuran itu dilakukan dengan memakai alat ukur atau instrument tertentu, oleh karenanya pengukuran yang dimaksudkan itu biasa juga disebut aplikasi instrumentasi, artinya kegiatan menggunakan intrumentasi untuk mengungkapkan kondisi sesuatu.
Dalam konseling kondisi individu terutama orang-orang yang potensial atau sedang menjadi klien mengandung berbagai hal yang perlu diungkapkan. Ketepatan pemahaman, penyingkapan dan perlakuan konselor terhadap kondisi individu yang dimaksud sangat tergantung pada hasil pengungkapannya, apa yang ada pada diri klien perlu diungkapkan dalam rangka penyelenggaraan layanan konseling terhadap klien.
Pengungkapan kondisi diri klien dilakukan melalui aplikasi instrumentasi, baik melalui instrument tes maupun non-tes, hasil aplikasi instrumentasi ini kemudian ditafsirkan, disikapi dan digunakan untuk memberikan perlakuan terhadap klien dalam bentuk layanan konseling atau kegiatan pendukung lainnya.
Berhubung dengan pentingnya hasil aplikasi instrumentasi dalam konseling, maka kegiatan dengan menggunakan instrument itu harus dilakukan dengan cermat, disertai penggunaan yang tepat hasil-hasilnya. Pemilhan instrument dan pelaksanaan pengukuran yang cermat, penafsiran yang akurat atas hasil-hasilnya disertai perlakuan yang akurat terhadap klien, akan merupakan sumbangan yang amat berharga bagi pelayanan bantuan terhadap klien.



B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Tujuan umum aplikasi instrumentasi adalah diperolehnya data hasil pengukuran terhadap kondisi tertentu konseli, data ini kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penyelanggaraan layanan konseling atau menjadi isi layanan yang dimaksudkan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus aplikasi instrumentasi didominasi oleh fungsi pemahaman data hasil instrumentasi digunakan untuk memahami kondisi klien, seperti potensi dasar, bakat dan minat, kondisi diri dan lingkungan, masalah yang dialami dan sebagainya. Selain fungsi pemahaman fungsi pencegahan, fungsi pengentasan, fungsi pengembangan dan fungsi pengentasan juga dapat terjalankan pada aplikasi instrumentasi ini.

C. KOMPONEN
Dalam kegiatan aplikasi instrumentasi ini ada tiga komponen pokok yaitu :
1. Instrument
a. Materi yang diungkapkan
Materi yang hendak diungkapkan melalui instrument atau alat ukur tertentu jenisnya bermacam-macam, khususnya untuk keperluan konseling, materi tersebut pada umumnya menyangkut diri individu yang secara potensial memiliki sangkut paut dengan pelayanan konseling, materinya antara lain yaitu :
1. Kondisi fisik individu
2. Kondisi dasar psikologis
3. Kondisi dinamik-fungsional psikologis
4. Kondisi kegiatan dan hasil belajar
5. Kondisi hubungan sosial
6. Kondisi keluarga dan lingkungan
7. Kondisi arah ppengembangan dan kenyataan karir
8. Permasalahan yang potensial atauu sedang dialami

b. Bentuk instrument
Bentuk instrument pada dasarnya dapat dipilah menjadi dua, yaitu instrument tes dan instrument non-tes, suatu instrument disebut tes apabila jawaban responden atas soal-soal yang ada diperiksa berdasarkan benar salahnya jawaban tersebut. Tergolong dalam instrument tes adalah :
- Tes intelegensi
- Tes bakat
- Tes minat
- Tes hasil belajar
Sedangkan instrument non-tes diperiksa bukan berdaasarkan benar salahnya jawaban melainkan untuk melihat gambaran tentang kondisi responden tanpa menekan apakah kondisi responden sebagaimana adanya. Yang tergolong instrument non tes adalah :
- Angket
- Daftar pilihan
- Daftar isian
2. Responden
Responden adalah mereka yang mengerjakan instrument, baik tes maupun non-tes melalui pengadministrasian yang dilakukan oleh penyelenggara ( konselor ). Kondisi responden terbentang dalam rentangan semua karakteristik diri ( umur, jenis kelamin, koondisi fisik dan psikologis, individual atau kelompok yang memungkinkan diselenggarakannya administrasi instrument yang dimaksudkan. Tidak semua instrument cocok dan perlu digunakan untuk kelompok responden misalnya AUM PTSDL SLTP hanya cocok untuk mengungkapkan masalah anak umur SLTP.

3. Pengguna Responden
Dalam kegiatan aplikasi instrumentasi dapat dibedakan antara penyelenggara administrasi instrument dan pengguna hasil-hasilnya, instrument tes psikologi untuk mengungkapkan kondisi kepribadian yang cukup pelik hanya diselenggarakan dan hasil-hasilnya haya digunakan oleh para psikolog yang memiliki kewenangan khusus berdasarkan kaidah keprofesian. Konselor dapat menyelenggarakan tes psikologis yang lebih sederhana, seperti tes intelegensi dan tes bakat setelah menjalani pelatihan. Hasil instrument dapat digunakan konselor sebagai :
1. Perencanaan program kegiatan konseling
2. Penyelenggaraan layanan
3. Evaluasi dan proses layanan konseling
D. ASAS
Asas- asas yang digunakan dalam pelaksanaan aplikasi instrumentasi adalah sebagai berikut :
1. Asas Kerahasiaan
2. Asas Kesukarelaan
3. Asas Keterbukaan
E. PENDEKATAN DAN TEKNIK
1. Penyiapan Instrumen dan Responden
Matching antara instrument dan responden harus benar-benar tepat, artinya instrument yang dimaksudkan benar-benar cocok digunakan untuk mengungkapkan apa yang ada pada diri responden, untuk itu konselor harus perlu :

1. Memperlajari manual instrument
2. Mengidentifikasi karakteristik responden
3. Melihat kesesuaian antara instrument dan responden sehingga tidak terjadi mismatch.
4. Menyiapkan diri untuk mampu menyeleggarakan pengadministrasian instrument
5. Menyiapkan aspek teknik dan admnistrasi.
2. Pengadministrasian Instrumen
Pengadministrasian instrument pada dasarnya dilaksanakan sesuai petunjuk yang dikemukakan didalam manual. Untuk keperluan pelayanan konseling dalam arti luas, pengadministrasian instrument diawali oleh penjelasan apa, mengapa, bagaimana dan apa instrument yang dimaksudkan itu diaplikasikan kepada responden, dalam hal ini konselor harus :
 Pokok isi, bentuk, tujuan dan kegunaan instrument bagi responden
 Bagaimana menjawab atau bekerja dengan instrument itu, termasuk alokasi waktu yang disediakan.
 Bagaimana jawaban responden diolah.
 Bagaimana hasil pengolahan itu disampaikan kepada responden
 Bagaimana hasil tersebut digunakan dan apa yang perlu atau diharapkan dilakukan oleh responden.
Apa yang disampaikan konselor dapat disertai dengan Tanya jawab agar responden benar-benar dapat dijalani proses aplikasi instrument dengan sebaik-baiknya, hal ini perlu diupayakan terutama untuk menjamin tingginya realiabilitas hasil instrumentasi.
3. Pengolahan dan Pemakaian Jawaban Responden
Sesuai dengan apa yang dikemukakan didalam manual instrument, pengolahan jawaban responden dapat diolah dengan cara manual atau dengan menggunakan program computer, perhitungan statistic seringkali diperlukan,pengolahan secara manual dilakukan dengan memeriksa dan menghitung jawaban responden satu persatu dengan tangan. Sedangkan pengolahan dengan menggunakan progam computer dilakukan dengan memasukkan jawaban responden kedalam program computer yang dimaksud, kedua cara pengolahan itu akhirnya menghasilkan skor atau data dalam bentuk lain yang menggambarkan perolehan responden dari aplikasi instrument dimaksud, data ini dapat disusun dalam kemasan individual atau pun kelompok.
Data hasil instrument tersebut kemudian ditafsirkan dengan menggunakan criteria atau pun norma yang biasanya terdapat didalam manual instrument , hasil yang sudah bermakna ini sudah siap digunakan dalam rangka program pelayanan konseling.

4. Penyampaian Hasil Instrumen
Menyampaikan hasil instrument memerlukan ppencermatan tersendiri, asas kerahasiaan harus benar-benar diterapkan, hasil aplikasi minstrumentasi tidak boleh diumumkan secara terbuka dan tidak boleh pula dijadikan ppembicaraan umum, apalagi kalau didalamnya tersebut nama . hasil instrument dapat dijadikan topic bahasan terbuka , misalnya diasjikan dan didiskusikkan didalam kelas, namun tidak satu nama pun disebut dan tidak satu data pun dikaitkan dengan pribadi tertentu, apalagi kalau konotasinya negative.
Bagi konselor yang memiliki hak panggil terhadap individu yang menjadi responden dan data hasil instrument dapat dijadikan pertimbangan untuk memanggil individu tersebut dalam rangka pelayanan konseling. Patut ditekankan bahwa mereka yang dipanggil bukanlah hanya individu yang memperoleh skor rendah atau diindikasikan bermasalah, mereka yang memperoleh skor menengah dan tinggi pun perlu mendapat perhatian dan kesempatan untuk dipanggil. Meskipun responden tertentu tidak memperlihatkan tanda-tanda bermasalah, mereka perlu dipanggil dan berkesempatan untuk bertemu konselor. Pelayanan konseling yang dapat diperoleh dari konselor bagi mereka yang tidak bermasalah dapat berupa dorongan dan penguatan, perluasan wawasan dan aspirasi, penajaman sikap, pengembangan rencana kegiatan dan masa depandan sebagainya.

5. Penggunaan Hasil Instrumentasi
Hasil instrument dapat digunakan dalam seluruh spectrum kegiatan pelayanan konseling, dari perencanaan sampai dengan penilaian dan pengembangannya.
a. Perencanaan Program Konseling
Perencanaan program pelayanan konseling hendaknya disusun berdasarkan data yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi, disekolah misalnya program-program tahunan dan semesteran didasarkan pada data tentang variasi masalah siswa, hasil ulangan dan ujian, bakat dan minat serta kecenderungan siswa dan lain-lain.
Semua data itu dipakai dalam merencanakan isi program secara menyeluruh untuk tiap kelas, mengacu kepada kebutuhan siswa baik perorangan maupun kelompok. Program untuk berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling direncanakan berdasarkan data hasil itu.

b. Penetapan Peserta Layanan
Beradasarkan data hasil instrumentasi, konselor menetapkan individu yang perlu mendapat layanan konseling tertentu, baik untuk layanan dengan format klasikal, kelompok maupun individual, kegiatan dengan format lapangan dan politik bagi calon klien dapatdirencanakan oleh konselor berdasarkan hasil instrument.
Untuk konselor yang memiliki “hak panggil” penggunaan hasil instrument dapat dilaksanakan secara langsung kepada individu (calon) klien yang dimaksud, untuk konselor yang tidak memilik hak panggil penggunaan hasil instrument mungkin diawali dengan upaya “politik” yang secara tidak langsung untuk memperoleh akses terhadap individu yang dimaksudkan, misalnya terlebih dahulu konselor menghubungi kepala sekolah, wali kelas, atau guru ( untuk para siswa disekolah ) menghubungi pimpinan lembaga ( untuk para karyawan ) dan lain-lain, dalam hal ini asas kerahasiaan tetap harus dijaga.

c. Hasil Instrumentasi Sebagai Isi Layanan
Hasil instrumentasi baik sebagian atau seluruhnya, secara langsung atau pun tidak langsung dapat dijadikan isi layanan yang hendak dilaksanakan atau sedang dilaksanakan terhadap klien, hasil pengungkapan masalah, sosiogram, data tentang intelegensi, bakat, minat dan sebagainya, dapat menjadi isi semua layanan konseling tergantung relavansinya. Konselor harus dengan cermat melihat relavansi itu dan menggunakannya secara tepat dengan penerapan asas kerahasiaan sebagaimana mestinya.

d. Hasil Instrumentasi dan Tindak Lanjut
Hasil evaluasi khususnya hasil evaluasi ( laiseg, laijapen dan laijapan ) dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi upaya tindak lanjut pelayanan terhadap klien, kecernatan konselor terhadap kesesuaian antara hasil evaluasi dan upaya tindak lanjutnya sangat diperlukan.

e. Hasil Instrumentasi dan Upaya Pengembangan
Kaidah research and development ( R & D ) antara lain menyatakan bahwa upaya pengembangan harus didisasarkan pada data yang keakuratannya dan keandalannya terjamin, dalam hal ini data hasil instrumentasi dengan tingkat validitas dan reabilitas yang tinggi dapat secara tepat menunjang pengembangan program-program pelayanan konseling, baik untuk jangka tertentu ( misalnya satu atau dua tahun ) maupun jangka yang lebih panjang ( misalnya lima tahun ). Sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan data yang dimaksudkan itu sebaiknya bukan data tunggal malainkan data gabungan yang diperoleh melalui aplikasi berbagai instrument, untuk berbagai kelompok responden dalam jangka waktu yang relative memadai. Dengan data gabungan seperti itu akan tampak arah pokok atau pun benang merah yang perlu dijadikan arah dan garis besar pengembangan yang dimaksudkan.
F. KETERKAITAN
Dalam spectrum pelayanan konseling dikenal adanya Sembilan jenis layanan dan enam kegiatan pendukung disatu sisi, dan disisi lain adanya berbagai instrument yang dapat digunakan oleh konselor untuk mendukung terselenggaranya pelayanan konseling itu, diantara kedua sisi itu ada keterkaitan yang amat erat dalam arti aplikasi instrumentasi mampu mendukung kegiatan pelayanan konseling lainnya.
Semua instrument mempunyai potensi memiliki keterkaitan dengan semua jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling, dengan kata lain semua instrument itu secara potensial dapat digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung yang dimaksud, potensi dukungan tersebut mulai dari perencanaan program, penetapan individu menjadi peserta layanan atau klien, penggunaan hasil instrumentasi sebagai isi layanan, evaluasi hasil dan proses layanan/kegiatan pendukung serta pengembangan program.
Memperhatikan berbagai hal diatas dapat disimmpulkan bahwa keterkaitan dan kegunaan aplikasi instrumentasi dalam pelayanan konseling sangat memungkinkan bahkan sangat luas daerah penggunaannya, konselor perlu menyiapkan diri untuk kemungkinan yang ada itu guna sebesar-besarnya menyukseskan pelayanan kepada klien dan seluruh individu yang menjadi tanggung jawab konselor, untuk itu konselor hendaklah memahami dan menguasai hal-hal sebagai berikut :
1. Isi materi, tujuan dan bentuk masing-masing instrument
2. Untuk siapa instrument tersebut diaplikasikan
3. Aspek teknis aplikasi instrumentasi, pengadministrasian, pengolahan jawaban, penafsiran hasil instrumentasi serta penyampaian kepada responden
4. Penggunaan hasil instrumentasi untuk pelayanan kapada klien serta penggunaan yang lebih luas untuk perencanaan dengan pengembangan program
5. Penyimpanan hasil instrumentasi
Pemakaian dan penguasaan atas hal tersebut diatas dapat diperoleh melalu latihan yang intensif, khususnya untuk aplikasi instrument tes psikologi, konselor perlu memperoleh kewenangan khusus.
G. OPERASIONALISASI KEGIATAN
Untuk mengungkapkan data yang amat penting dalam menentukan arah dan isi palayanan konseling cara-cara yang cukup rumit kadang-kadang perlu ditempuh. Oleh karena itu aplikasi instrumentasi harus direncanakan dan diselenggarakan dengan cermat, penuh perhitungan dan kehati-hatian.
1. Perencanaan
a. Menetapkan objek yang akan diukur / diungkapkan
b. Menetapkan subjek yang akan menjalani pengukuran
c. Menetapkan / menyusun instrument sesuai dengan objek yang akan diukur / diungkap
d. Menetapkan prosedur pengukuran / pengungkapan
e. Menetapkan fasilitas
f. Menyiapkan kelengkapan administrasi
2. Pelaksanaan
a. Mengomunikasikan rencana pelaksanaan aplikasi instrumentasi kepada pihak-pihak terkait
b. Mengorganisasikan kegiatan instrumentasi
c. Mengadministrasikan instrument
d. Mengolah jawaban responden
e. Menafsirkan hasil instrumentasi
f. Menetapkan arah penggunaan hasil instrumentasi


3. Evaluasi
a. Menetapkan materi evaluasi terhadap kegiatan instrumentasi serta penggunaan hasil-hasilnya.
b. Menetapkan prosedur dan cara-cara evaluasi
c. Melaksanakan kegiatan evaluasi
d. Mengolah dan menafsirkan hasil evaluasi
4. Analisis Hasil Evaluasi
a. Menetapkan norma / standar analisis
b. Melakukan analisis
c. Menafsirkan hasil analisis
5. Tindak lanjut
a. Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut terhadap kegiatan instrumentasi serta penggunaan hasil-hasilnya.
b. Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak terkait
c. Melaksanakan rencana tidak lanjut
6. Laporan
a. Menyusun laporan kegiatan aplikasi instrumentasi
b. Menyampaikan laporan kepada pihak terkait
c. Mendokumentasikan laporan kegiatan

3 komentar: